Hi guys, beberapa pekan lalu baik
dunia maya ataupun dunia pertelevisian sempet banget dihebohin sama bihun yang
lagi ga mau kalah dengan zaman alias kekinian. Mungkin lebih santer terdengar
sebagai BIKINI (Bihun Kekinian). Kalau kita belajar khusnuzon, mungkin kakak
pemproduksi ini sedang mencari cara untuk megangkat nama si bihun yang mulai
usang oleh zaman.. hehehe..
Bihun sumber : vemale.com |
Menurut beberapa sumber, banyak
banget masalah dari produk ini, baik dari ketiadaan izin edar dan kemasan yang
penuh kontroversi.. yoi, macem dunia artis kita guys. Masalah ketiadaan izin
ini mungkin bisa lebih dipermudah atau disosialisasikan sama pihak-pihak
berwenang ya. Karna, sebagai pelaku anak muda (iya.. aku masih muda :P) yang
sangat kreatif dan berdaya juang dalam dunia wirausaha, tak menampik bahwa
awalnya kurang paham dan kurang terfasilitasi untuk menggurus masalah perizinan
ini. Lebih terkenal sebagai keribetan birokrasi kita. Ya gimanapun, anak muda
ini berusaha membawa perbaikan hidupnya, keluarganya dan Indonesia yang
cenderung kekurangan wirausahawan (katanya).
Meninggalkan masalah perizinan,
yook kita bahas sedikit tentang pengemasan atau bahasa londo nya packaging.
Mengenang pelajaran kuliah dulu soal Teknologi Pengemasan yang dibawakan oleh
dosen favorit sepanjang masa (versi aku tentunya..), pengemasan sendiri
diartiin sebagai teknologi yang digunakan untuk mempersiapkan produk dalam
sistem distribusi agar sampai ke konsumen dalam kondisi yang baik dengan
optimasi biaya. Jadi, paham kan ya, kalo pengemasan ini sangat penting baik
untuk konsumen ataupun produsen. Produk bisa sampai ke kita dengan keadaan yang
menyenangkan dan produsen ga takut produknya rusak namun tetap memperhatikan
profitnya.
Fungsi utama pengemasan sendiri
ternyata banyak lo guys, kurang lebih ada sepuluh yaitu,
- Sebagai wadah (containment)
- Sebagai pelindung (protection)
- Sebagai pengawet (preservation)
- Sebagai pembawa informasi tentang produk (information of the product)
- Sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan (convenience )
- Sebagai petunjuk (presentation )
- Komunikasi (brand communication )
- Promosi (promotion)
- Ekonomi (economy)
- Peduli lingkungan (environmental responsibility )
Banyak ya?! Ya gitu.. kalau dulu
zaman nenek moyang yang udah pinter banget pakai daun-daunan buat mengemas
makanan kayak daun pisang, daun jati sampai daun kelapa yang ternyata ampuh
nyimpen makanan di eranya. Kini, inovasi di bidang ini udah seabreg dan
menantang para kemasan lawas dengan kemampuannya yang lebih prima.
Balik lagi ke produk yang
menghebokan kita, BIKINI. Permasalahan paling mencolok adalah pelabelan dia
yang benar-benar sukses menarik perhatian dunia hoho.. Yup, pengemasan yang
juga berfungsi sebagai pembawa informasi produk sampai komunikasi dan promosi ini
ternyata juga ada beberapa persyaratannya secara umum. Lah, apa aja sih dan
dimana salah dari si BIKINI ini? Let’s
check!
kekinian aka yang lagi hitz sumber : infomahasiswagorontalo.wordpress.com |
Syarat label yang pertama itu
tidak mudah lepas dari kemasannya, di oke in lah ya kalo ini, trus tidak mudah
luntur atau rusak, bismillah nya kalau ga diperlakukan secara tek semestinya
sih ga papa ya. Lanjut, terletak di posisi yang mudah di baca. Sekali lihat
pasti semua orang udah ngeh sama
produk ini hehe.. selanjutnya, keterangan harus BENAR dan TIDAK MENYESATKAN.
Heem.. gimana ni yang ini? Sepertinya banyak dari konsumen si BIKINI ini merasa
tersesatkan ya guys. Namanya, BIKINI
atau umum diartikan sebagai baju super mini yang di pakai untuk berenang
ditambah visualisai yang aduh hai bikin abang-abang semua pengen cepet-cepet
meng-halal-kan pasangannya (sabar ya mblo..). Belum lagi slogan produk yang
sangat provokatif ya guys.
Di daerah ketimuran seperti
Indonesia yang terkenal dengan kesopanan dan kesantunannya tentunya hal seperti
ini dianggap tak umum dan menyesatkan, belum lagi jika sampai konsumen yang
masih terlalu muda untuk memandang hal macam itu.
Baiklah, aku sepakat untuk produk
ini tidak mampu memenuhi persyaratan dari label kemasan yang terakhir. Belajar
dari kejadian ini, kita pemuda yang sangat kreatif dan berusaha menjadi
penggerak perekonomian keluarga juga negeri, yang pastinya harus membawa
kekeadaan positif dan lebih baik. Jangan, kelewat “kreatif” dengan menerabas
batas-batas norma yang ada. karna niat baik kita untuk membawa kebaikan
terutama dalam hal finansial jangan sampai ternoda dengan hal “kotor” macam
itu.Pemerintah dan pihak yang berwenang pun harus membantu kita, untuk
memberikan ilmu ini pada pengusaha muda yang telah berniat mulia.
Terakhir, jangan takut berkreasi,
berbisnis dan bergerak untuk membawa kebaikan. Tapi ingat sekali lagi yang
ingin kita bawa adalah kebaikan maka, harus dengan cara yang baik. Mari
berkarya! Menuju Indonesia lebih joss!
Comments
Post a Comment