Skip to main content

CANTIK



Pernah ga sih kalian dengar seseorang berkomentar,
"cantik sih, tapi kok item sih.."
"manis sih, tapi kok kurus banget sih.."

Atau
"Ah yang kayak gitu mah biasa aja.."

Entah komentar-komentar itu dilontarkan teman perempuan, laki-laki idaman atau sanak keluarga. Jadi apa sih yang dimaksud dengan cantik? Manis? Indah? Imut? Atau beautiful itu? Pantaskah seseorang manusia sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh Sang Pencipta memberikan penilaiannya terhadap makhluk yang juga diciptakan paling sempuna versi Tuhan?



Guys, mungkin kebanyakan kita hidup dilingkungan yang membuat semua berpikir kita bisa melakukan hal itu ke sesama manusia. Tak terkecuali saya, perbandingan terhadap anak tetangga yang lebih rajin bersih-bersih atau adik lelaki yang lebih manis dengan bulu matanya yang lebih panjang. Tuhan tak akan seperti makhluknya, kita, yang sering kali melakukan suatu hal karena iseng atau ketidaksengahjaan. Tak akan pernah Tuhan itu sama dengan kita.

Sang Maha Pemilik Hidup membuat kita, mentakdirkan kita dengan versi terbaik, baik itu untuk Nya ataupun untuk kita. Tak akan ada kesalahan. Ada sebab kenapa kamu diciptakan lebih tinggi, berkulit gelap atau pun bermata sipit, itu semua bukan karna kesalahan atau gurauan dari Tuhan. Mungkin sampai waktu kita di dunia selesai kita tak akan pernah tau apa yang dimaksudkan Tuhan kenapa kita diciptakan sedemikian rupa. Tapi  memang itu bukan tujuan utama kita diciptakan bukan? Aku rasa di kepercayaan apapun tak ada yang mengatakan bahwa kita hidup untuk menilai penampilan fisik makhluk lain atau diri kita sendiri.

Kita bisa mengubah pandangan ini dimulai dari diri sendiri lo guys, ga hanya saling menunggu adanya gerakan atau aksi dari orang lain.

"Gimana caranya?"

"ah.. udah banyak mah yang ngomong kayak gitu, tapi omong doang"

"apalah kita yang hanya butiran debu ini…?"

Bukan proses yang mudah dan singkat memang, toh kita mampu berpikir bahwa menilai orang dari fisiknya (baik secara sadar atau tidak) perlu pembiasaan dan pembentukan yang banyak.

Pertama dan yang utama adalah penerimaan terhadap diri sendiri. Ya, diri sendiri, bukan orang lain. Mulai hari dengan berkaca dan bersyukur. Katakan pada bayangan kamu di kaca,

"Alhamdulillah, masih punya indra yang sempurna"

"Syukur ya, punya kulit yang manis kayak buah sawo."

Dan syukuri banyak hal yang telah melekat dalam dirimu. Kamu ga perlu malu hanya karna kamu keriting, sipit atau kurang menjulang. Kamu juga ga perlu minder hanya karena kamu jerawatan, kurus kering atau sebaliknya segar subur. Kita diciptakan bukan untuk stress membandingkan fisik dengan makhluk lainnya.

Harusnya malu dan minder saat kamu tak bisa berbuat banyak untuk kehidupan yang lebih baik, tak bisa menjadi diri yang lebih inovatif dan berguna bagi semua. Ya, saat kamu mulai sibuk berpikir bagaimana caranya agar kita lebih berkualitas maka, waktu untuk berpikir dan berbicara tentang nilai seseorang dari segi fisik akan hilang. Jadi, ayo mulai mensyukuri diri ini bagaimana pun adanya. Dimulai pada penerimaan diri dan dilanjutkan dengan perubahan diri menjadi manusia yang lebih baik. Kita sepenuhnya menjadi cantik dan sangat berharga.


NB.: kalau ada yang membatin atau berkomentar.. "halah kayak gini dong, halah ngomong/tulisan doang". Nah lo, ketauan kualitas dirimu.

Comments

Popular posts from this blog

KEMAS MENGEMAS, belajar dari BIKINI yang lagi kekinian

Hi guys, beberapa pekan lalu baik dunia maya ataupun dunia pertelevisian sempet banget dihebohin sama bihun yang lagi ga mau kalah dengan zaman alias kekinian. Mungkin lebih santer terdengar sebagai BIKINI (Bihun Kekinian). Kalau kita belajar khusnuzon , mungkin kakak pemproduksi ini sedang mencari cara untuk megangkat nama si bihun yang mulai usang oleh zaman.. hehehe.. Bihun sumber : vemale.com Menurut beberapa sumber, banyak banget masalah dari produk ini, baik dari ketiadaan izin edar dan kemasan yang penuh kontroversi.. yoi, macem dunia artis kita guys. Masalah ketiadaan izin ini mungkin bisa lebih dipermudah atau disosialisasikan sama pihak-pihak berwenang ya. Karna, sebagai pelaku anak muda (iya.. aku masih muda :P) yang sangat kreatif dan berdaya juang dalam dunia wirausaha, tak menampik bahwa awalnya kurang paham dan kurang terfasilitasi untuk menggurus masalah perizinan ini. Lebih terkenal sebagai keribetan birokrasi kita. Ya gimanapun, anak muda ini berusaha memba

Please, don't ask me…

Beberapa hari ini aku benar-benar merasa "sakit". Berharap, benar-benar berharap bahwa orang tak akan lagi menanyakan sesuatu yang begitu menyakiti seluruh jiwa dan raga. Pernah kalian merasakan itu? Kesakitan yang amat hingga kalian ingin menerakkan luka kalian ke dunia?